Kamis, 20 Maret 2014

Bagaimana hati kita semakin dekat dengan Allah SWT ????

Bagaimana hati kita semakin dekat dengan Allah SWT ????
hati adalah sesuatu pusat dimana kita,ada kalanya bahagia,sedih,jengkel,bahkan hati kita jahat sekalipun,,dalam hal ibadah kita menjadai malas,apalagi shalat sangat berat melakukankannya...ini berbahaya,jika maut,tiba,maka tidak ada lagi jalan untuk tobat,,,azab jatuhnya tentunya neraka tempat kita,,,ada beberapa tips semoga ibadah kita semakin dekat dengan Allah SWT dan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW MUNGKIN INI SANGAT BERMANFAAT WALAUPUN SINGKAT
1.JANGAN MELAKUKAN KESYIRIKAN
percaya kepada sesuatu yang bisa menjadi kekuatan,selain dari pada ALLAH SWT,Misalnya ke dukun,para normal,ini adalah dosa yang sangat besar.
2,jangan GHIBAH
Menceritakan aib saudara atw kejelekan seseorang....ini sangat berpengaruh kepada hati kita,sehingga membuat malas beribadah,,kalaupun beribadah,tidak khusyuk dan hati kotor
3.jangan memakan makanan atw memakai suatu benda yang HARAM
Memakan sesuatu yang haram,salah satu penyebab doa yang tidak dikabulkan,mislnya menyogok,suap.maling dll
4.SHALAT LIMA WAKTU WAJIB TIDAK BOLEH DITINGGALKAN DANSenantiasa SHALAT BERJAMAAH dimesjid
ini adalah suatu perbuatan yang mulia.dan dicintai oleh ALLAH SWT,,,Karena mengadung keutamaan dan menghapus dosa-dosa
5.shalat TEPAT WAKTU
6.RAJIN BERSEDEKAH.INFAQ DLL.rutin walaupun sedikit,kesanak saudara yang tidak mampu,fakir miskin,yatim piatu,mesjid dan sebagainya.
7.MENGAJAK KEBAIKAN,mengajak keluarga kita shalat dan tentang kebaikan,
8 SHALAT MALAM/TAHAJUD..
9.DZIKIR Mengingat Allah Dimanapun berada ketika Shalat dan dimanapun
10.berprasangka baik Kepada ALLAH SWT dan sesama manusia
11.menghadiri majelis ilmu
misalnya pengajian dimesjid,salah satu membuat kita menjadi hati kita dekat sma Allah SWT dan didoakan para malaikat
12.membaca Alquran rutin,setiap bagda shalat mislanya sehari 20 ayat dari alfatiha hingga akhir 114 surat,dengan rutin
13.hindari tempat yang bisa mengkeraskan hati,misalnya tempat,maksiat,pub.discotik,tempat yang bisa mendatangkan maksiat
14.menjaga pandangan,yang menjurus ke nafsu,dan menjurus kepada maksiat

Kodok Makan Ikan sama Ular.... Kagak Salah tuh

Kodok Makan Ikan sama Ular.... Kagak Salah tuh

Seekor katak di China berhasil ditangkap kamera pada saat melakukan suatu hal yang sangat melawan hukum alam, mengunyah seekor ular!

Gambar katak yang sedang mengunyah seekor ular ini diambil oleh seorang turis di taman Gunung Qingcheng, di Sichuan, China Tengah. Ran Longzhong, dari Chongqing, mengaku masih bingung dengan pemandangan yang dilihatnya, 
dan merasa beruntung bahwa dia membawa kamera.

"Waktu itu aku lagi jalan-jalan di pegunungan, entah kenapa, tiba-tiba katak yang lagi makan ular ini menarik banget, apalagi waktu itu si ular masih terlihat masih bergerak," katanya. "Sekitar lima menit kemudian, ular tadi sudah masuk ke dalam perut si katak. Sampai sekarang susah dipercaya, seekor pemangsa akhirnya berpindah ke perut mangsanya."
nah yang ini pas dia makan IKAN gan !!! 



http://4.bp.blogspot.com/_oQGx3yTv_Ss/TH5AqHffJhI/AAAAAAAAD34/RbQ65jrN0VI/s1600/daily_picdump_479_640_04.jpg




yang sekecil ini aja makan nya kaya gini gan ...

apalagi SEGEDE ini ???

ngga kebayang MANUSIA BAKAL kena SANTAP kaya nya heuheuee............




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioNV0UPo3rNLqnzYXarJ3FXtez1ZGJKz9KMZoSI-gVegPMmkwuh3xCb7CNKsBJ-lwvXtPm8GwcTqCyjk6LsspxyVaZwNmwRpqgQnYVvwGOC5O4WYmaPBgG5SE1DKe76pnYTb4n_yt_q04U/s1600/huge_frogs_03.jpg

http://kotaknokatak.files.wordpress.com/2010/05/goliath2.jpg?w=380&h=400

Sejarah Berdirinya Kabupaten Lebong

Sejarah Berdirinya Kabupaten Lebong

 

Kabupaten Lebong secara historis memiliki sejarah yang cukup panjang dalam catatan sejarah  di Indonesia, catatan sejarah tersebut  merupakan saksi bahwa Kabupaten Lebong memiliki nilai  historis  yang cukup tinggi, Suku Rejang merupakan satu komunitas masyarakat di Kabupaten Lebong yang memiliki tata cara dan adat istiadat yang dipegang teguh sampai sekarang
Selain memegang teguh adapt, budaya Suku Rejang ini memiliki satu budaya yang unik dari kebiasaan dan tata cara hidup mereka sehari-hari, dari beberapa catatan sejarah yang membuktikan keunikan Suku  Rejang adalah sebagai berikut :
John Marsden, Residen Inggris di Lais (1775-1779), memberikan ketera-
ngan tentang adanya empat Petulai Rejang, yaitu Joorcalang (Jurukalang), Beremanni (Bermani), Selopo (selupu) dan Toobye (Tubay).
J.L.M Swaab, Kontrolir Belanda di Lais (1910-1915) mengatakan bahwa
jika Lebong di angap sebagai tempat asal usul bangsa Rejang, maka Merigi harus berasal dari Lebong. Karena orang-orang merigi memang berasal dari wilayah Lebong, karena orang-orang Merigi di wilayah Rejang (Marga Merigi
di Rejang) sebagai penghuni berasal dari Lebong, juga adanya larangan men-
ari antara Bujang dan Gadis di waktu Kejai karena mereka berasal dari satu keturunan yaitu Petulai Tubei.
Dr. J.W Van Royen dalam laporannya mengenai “Adat-Federatie in de Residentie’s Bengkoelen en Palembang” pada pasal bengsa Rejang mengatakan bahwa sebagai kesatuan Rejang yang paling murni, dimana marga-marga dapat dikatakan didiami hanya oleh orang-orang dari satu Bang dan harus diakui yaitu Rejang Lebong.
Pada mulanya suku bangsa Rejang dalam kelompok-kelompok kecil hidup mengembara di daerah Lebong yang luas, mereka hidup dari hasil-hasil Hutan dan sungai, pada masa ini suku bangsa Rejang hidup Nomaden (berpindah-pindah) dalam tatanan sejarah juga pada masa ini disebut dengan Meduro Kelam (Jahiliyah), dimana masyarakatnya sangat mengantungkan hidupnya dengan sumber daya alam dan lingkungan yang tersedia.
Barulah pada zaman Ajai mereka mulai hidup menetap terutama di Lembah-lembah di sepanjang sungai Ketahun, pada zaman ini suku bangsa Rejang sudah mengenai budi daya pertanian sederhadan serta pranata sosial dalam mengatur proses ruang pemerintahan adat bagi warga komunitasnya. Menurut riwayat yang tidak tertulis suku bangsa Rejang bersal dari Empat Petulai dan tiap-tiap Petulai di Pimpin oleh seorang Ajai. Ajai ini berasal dari Kata Majai yang mempunyai arti pemimpin suatu kumpulan masyarakat.
Dalam zaman Ajai ini daerah Lebong yang sekarang masih bernama Renah Sekalawi atau Pinang Belapis atau sering juga di sebut sebagai Kutai Belek Tebo. Pada masa Ajai masyarakat yang bekumpul sudah mulai menetap dan merupakan suatu masyarakat yang komunal didalam sisi sosial dan kehidupannya sistem Pemerinatahan komunial ini di sebut dengan Kutai. Keadaan ini ditunjukkan dengan adanya kesepakatan antara masyarakat tersebut terhadap hak kepemilikan secara komunal. Semua ketentuan dan praktek terhadap hak dan kepemilikan segala sesuatu
Dari referensi yang berhasil dihimpun maka ajai merupakan kelompok masyarakat yang terdiri bari beberapa kategori ajai, kategori ajai tersebut  merupakan satu komunitas yang hidup di beberapa lokasi atau tempat sebagai berikut :
  1. Ajai Bintang memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Pelabai suatu tempat yang berada di Marga Suku IX Lebong
  2. Ajai Begelan Mato memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Kutai Belek Tebo suatu tempat yang berada di Marga Suku VIII, Lebong
  3. Ajai Siang memimpin sekumpulan manusai yang menetap di Siang Lekat suatu tempat yang berada di Jurukalang yang sekarang.
  4. Ajai Malang memimpin sekumpulan manusia yang menetap di Bandar Agung/Atas Tebing yang termasuk kedalam wilayah Marga Suku IX sekarang.
Pada masa pimpinan Ajai inilah datang ke Renah Sekalawi empat orang Biku/Biksu masyarakat adat Rejang menyebutnya Bikau yaitu Bikau Sepanjang Jiwo, Bikau Bembo, Bikau Pejenggo dan Bikau Bermano. Dari beberapa pendapat
menyatakan bahwa para Bikau ini berasal dari Kerajaan Majapahit namun beberapa tokoh yang ada di Lebong berpendapat tidak semua Bikau ini bersal dari Majapahit.
Dari perjalan proses Bikau ini merupakan utusan dari golongan paderi Budha untuk mengembangkan pengaruh kebesaran Kerajaan Majapahit, dengan cara yang lebih elegan dan dengan jalan yang lebih arif serta mementingkan kepedulian sosial dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya lokal
Kota Tua Kapaten Lebong
Sebutan kabupaten Lebong sebagai kota tua merupakan satu catatan sejarah berdirinya kota Lebong, dilihat dari struktur dan kondisi kota yang ada di Kabupaten Lebong saat ini terlihat jelas bahwa kabupaten  Lebong merupakan kota tua, seperti  adanya peninggalan penambangan emas dari zaman penjajahan Belanda, dan dari bentuk arsitektural bangunan di Kabupaten Lebong, selain itu pola tata ruang kota Lebong menunjukan kota tersebut hasil karya peninggalan konsep tata ruang bangsa Belanda.
Sejarang mengapa kabupaten Lebong merupakan kota tua, karena di Kabupaten Lebong ini terdapat sumber daya alam berupa tambang emas, dan tambang emas tersebut menjadikan ketertarikan  pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan kota di Lebong tepatnya di daerah Muaraaman.
Beberapa peninggalan tambang emas tua di Kabupaten Lebong sampai saat ini masih difungsikan dan di ekplorasi baik secara semi modern atau secara tradisional, namun sayang bangunan-bangunan sejarah seperti di desa Tambang Sawah tinggal puing saja yang merupakan saksi bisu bahwa Lebong merupakan kota tua.
Kejayaan Kabupaten Lebong sebagai daerah yang memiliki potensi alam dan sumber daya mineral sudah dikenal sejak jaman dahulu, semenjak kolonial Belanda ada di Indonesia, bukti-bukti kejayaan tersebut sampai sekarang    masih      terlihat dari sisa -  sisa peninggalan  tambang  emas tua di Kabupaten Lebong.  Beberapa sisa-sisa peninggalan tambang emas tersebut sampai sekarang masih di manfaatkan oleh masyarakat, dan diexplorasi oleh pihak swasta dengan izin dari Pemerintah Kabupaten Lebong, seperti yang terdapat di  tambang emas Lubang Kacamata
Pada masa revolusi, wilayah ini telah berkontribusi dalam pembangunan Monumen Nasional, atau yang dikenal dengan nama MONAS di DKI Jakarta, pada puncaknya terdapat emas, dan menurut sejarah sebagian emas tersebut dari Lebong. Untuk mengenang hal ini di Lebong terdapat monumen replika MONAS untuk mengingatkan bahwa emas MONAS  yang ada di Jakarta berasal dari Kabupaten Lebong,  bukti tersebut berupa monumen jalan menuju Tambang Emas Lobang Kacamata, Muaraaman. Tambang Emas tersebut masih diexplorasi sampai sekarang.
Kiranya Kabupaten Lebong sebagai kota tua yang memiliki aset budaya dan kekayaan alam yang cukup melimpah baik kekayaan hayati, mineral dan budaya wajib dijaga kelestarian.
Sumber : http://lebongconservation.wordpress.com/lebong-herritage/

Novel : Siti Nurbaya karya Marah Rusli


Novel : Siti Nurbaya karya Marah Rusli



96 Votes

SITI NURBAYA
Karya Marah Rusli
Roman Angkatan Balai Pustaka
Penerima hadiah tahunan pemerintahan RI tahun 1969
Siti Nurbaya adalah anak Baginda Sulaiman ,seorang saudagar kaya,sedangkan Samsul Bahri anak Penghulu Sutan Mahmud. Mereka sudah akrab sejak kecil karena sama-sama orang Padang yang tinggal beretangga. Setelah dewasa ,mereka saling jatuh cinta sehingga sama-sama sepi dan rndu ketika harus berpisah karena Samsul Bahri melanjutkan sekolah ke Jakarta.
Melihat keberhasilan Baginda Sulaiman,Datuk Maringgih merasa iri lalu menyuruh anak buahnya untuk menghancurkan harta kekayaan Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman jatuh miskin sehingga tak mampu membayar hutangnya kepada datuk Maringgih.
Datuk Maringgih mengancam akan memenjarakan baginda sulaiman kalau tak membayar hutang. Atau sebagai gantinyaharus menyerahkan siti Nurbaya untuk diperistri. Demi keselamatan orang tuanya,Siti Nurbaya mau menjadi istri Datuk Maringgih. Hal ini diberitahukan kepada samsul Bahri sehingga ia pun sangat marah kepada Datuk Maringgih.
Pada suatu liburan ,Samsul Bahri pulang dan menemui Siti Nurbaya. Pertemuan ini diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga menimbulkan keributan yang menyebabkan Baginda Sulaiman yang sedang sakit,jatuh dan meninggal. Siti Nurbaya diusir lalu tinggal di rumah bibinya. Samsul bahri juga diusir oleh ayahnya karena dianggap tidak senonoh. Samsul Bahri lari ke Jakarta.
Siti nurbaya henak menyusul kekasihnya dengan naik kapal. Hal ini diketahui oleh Datuk Maringgih,maka ia pun menyuruh anak buahnya untuk membunuh Siyi Nurbaya. Usaha ini gagal. Datuk Maringgih mengirim fitnah ke pelabuhan mengatakan bahwa siti Nurbaya mencuri,sehingga Siti Nurbaya ditangkap dan dipulangkan untuk diadili. Siti Nurbaya dinyatakan tidak bersalah,ia bebas. Datuk Maringgih tidak puas. Ia menyuruh seseorang untuk menjual lemang beracun kepada Siti Nurbaya. Siti Nurbaya meninggal karena lemang beracun itu. Bibinya sangat sedih dan meninggal.
Di Jakarta Samsul Bahri frustasi dan mencoba bunuh diri namun tak berhasil. Sepuluh tahun kemudian ia masuk tentara Belanda untuk mencari kematian dan namanya ia ganti mejadi Letnan Mas.
Letnan Mas dikirim ke Padang untuk menumpas pemberontakan anti pajak yang dipimpin Datuk Maringgih. Letnan Mas berhasil membunuh Datuk Maringgih,namun Datuk Maringgih sempat menebas pedangnya ke kepala Letnan Mas. Letnan Mas dirawat di rumah sakit. Sebelum meninggal,kepada Sutan Mahmud ia sempat minta maaf dan minta dikuburkan di samping Siti Nurbaya. Atas kematian Letnan Mas,yang tidak lain adalah anaknya,Samsul Bahri,Sutan Mahmud sangat menderita sampai akhirnya meninggal. Kono di Bukit Padang terdapat kuburan mereka berderet,Baginda Sulaiman,Siti Nurbaya,Samsul Bahri,Sutan Mahmud.